Saya dan dua orang teman tersesat di bandara Cengkareng. Oh, my god! Padahal ini bukanlah penerbangan pertama kami mendarat dan berangkat dari Cengkareng, tapi kami masih saja tersesat. Apalagi di terminal tiga cengkareng yang super luas. Padahal jauh hari saya sudah mempersiapkan apa yang perlu dan tidak untuk efisiensi waktu di Terminal Tiga (T3) Cengkarang.
Apapun
bisa terjadi bandara. Selihai apapun kita menggunakan transportasi udara, tetap
saja ada sesuatu yang kadang luput dari aktivitas rutin kita. Jadi, apa do
and don’t saat berada di bandara?
![]() |
Bandara internasional yang luas [Photo: Pexels] |
Makin Ramai Makin Kacau
Kata
siapa kalau bepergian dengan rombongan akan lebih terarah? Teori ini nggak
selalu benar. Karena di dalam kelompok, manusia cenderung memiliki insting kuat
untuk mempercayai seseorang tanpa harus dikatakan. Biasanya insting ini
menuntun kita untuk mengikuti apapun keputusan seseorang itu. Kalau dia salah,
maka yang lain salah juga.
Lucunya,
terkadang aura percaya diri yang dipancarkan oleh seseorang seperti magnet yang
menarik orang lain untuk menjadi follower. Itulah alasan kenapa makin ramai
makin kacau. Antara satu orang dengan satu orang memiliki kekuatan
masing-masing yang dipancarkan. Si A percaya si B, si B percaya si C, dan
seterusnya.
Inilah
yang terjadi pada kami. Padahal grup kami kecil, tapi bisa juga salah dan
nyasar saat keluar dari terminal satu ke terminal lainnya. Lantas kami
menertawakan diri masing-masing. Makin sering bepergian, masih saja nyasar.
Makin ramai, makin kacau saja grup kecil kami.
Sering Bukan Berarti Tidak Salah
Sering
bepergian bukan berarti tidak pernah salah. Selalu saja ada peluang untuk salah
masuk atau tujuan. Apalagi untuk bandara internasional yang luasnya luar biasa.
Ramai pula. Meski berjarak beberapa meter saja bisa nyasar. Apalagi kalau punya
kecenderungan kecemasan dalam keramaian. Wah, perlu pendampingan nih!
Tiba
di bandara suasananya langsung berubah. Awalnya rasa lokal, mendadak rasa
internasional. Mungkin karena yang terlihat di sana sini juga kebanyakan Warga
Negara Asing (WNA), jadinya berasa ada entah dimana.
Itulah
yang kami alami begitu tiba di bandara. Kami tidak membawa banyak barang.
Masing-masing hanya sebuah koper plastik 21 inc yang kalau dimasukin ke kabin
juga masih bisa. Sebagai penumpang yang patuh, kami tetap drop bagasi dan ikut
antrian untuk ngedrop bagasi. Isi koper kami perorangnya nggak sampai sepuluh
kilo. Di tengah antrian salah satu teman kami berkomentar, “kalau masih antri,
untuk apa check in online. Bukannya saja saja, ya?”
Saya
pikir benar juga, tapi saya tidak menanggapi. Fokus ke antrian yang dibuat
seperti labirin. Antri di belakang para penumpang yang pulang dari liburan dan
melanjutkan penerbangan selanjutnya. Juga sesekali nyempil di antara pasangan
romantis yang menganggap pengantri lain Cuma numpang. Dunia milik mereka, mau
ngapain juga terserah.
Do: Hal yang Harus Dilakukan
Di bandara akan aman saja jika kita tahu apa hal yang harus dilakukan. Di antara yang
tertulis di sini, mungkin ada yang bisa diskip atau dilakukan. Senyamannya
saja, sih. Namun secara pribadi, hal yang harus dilakukan berikut ini selalu
saya perhatikan untuk kenyamanan penerbangan.
![]() |
Pesawat take off [Photo: Pexels] |
(1). Datang Lebih Awal
Datang
lebih awal ke bandara untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk
penerbangan domestik, pertimbangkan untuk datang 2-3 jam sebelum penerbangan.
Meskipun sudah melakukan self check-in, sepertinya datang lebih awal
tidak masalah, ya. Apalagi jika tidak ada hal lain yang dilakukan dengan waktu
mepet ke penerbangan.
Untuk
penerbangan internasional, datang 3-4 jam lebih awal ke bandara. Apalagi di
bandara Soekarno-Hatta Cengkareng yang luasnya bikin pangling. Belum lagi
jumlah manusianya bejibun dari seluruh penjuru dunia. Dari check in area ke
gate saja terkadang butuh waktu yang lumayan buat jalan.
(2). Cek Terminal dan Maskapai
Di
Bandara Soekarno Hatta ada tiga terminal yang masing-masing terminal maskapai
dan tujuannya berbeda. Cek dulu sebelum memutuskan terminal yang mana.
Sebaiknya lakukan di rumah atau sebelum berangkat ke bandara agar sampai di
bandara nggak pusing sendiri.
Jika
penerbangan transit, cek lagi apakah perlu pindah terminal atau tidak. Kalau
saat pendaratan pertama di T1, kemudian penerbangan selanjutnya dari T3, segera
temukan transportasi untuk pindah terminal dulu. Baru menyusul rencana lain
seperti mengisi perut atau belanja di area duty free. Hindari melakukan
sebaliknya jika nggak mau berisiko ketinggalan pesawat.
(3). Bawa Dokumen Lengkap
Siapkan
KTP, paspor, tiket, dan apabila diperlukan surat tes kesehatan. Siapkan dalam
tas yang selalu ada di tentengan atau ransel. Usahakan berada di tempat yang
sama, sehingga saat menuju ke petugas langsung bisa ditunjukkan.
Meskipun
petugas di security menerima versi digital alias foto di hp saja,
pastikan untuk melihat boarding pass yang sudah didownload dan KTP bisa
dilakukan dengan mudah. Jika tidak, lebih baik menunjukkan dokumen fisik yang
sudah disiapkan saja.
(4). Gunakan Self Check In
Melakukan
check in online ataupun self check in di mesin yang tersedia di
area terminal sangat membantu menghemat waktu. Kalau nggak bawa bagasi yang
harus di drop dan melewati proses antrian untuk drop bagasi. Tuntaskan check
in mandiri saja.
Sampai
di bandara tinggal menunggu atau melakukan hal lainnya saja tanpa was-was soal check
in. Selain hemat waktu, kit
(5). Ikuti Prosedur Keamanan
Setuju,
kan, kalau melewati area security check adalah bagian yang paling
menyebalkan. Ponsel, jam tangan, ikat pinggang, terkadang bros juga harus
dilepas sebelum melewati bagian keamanan. Prosedur keamanan ini berlaku untuk
seluruh bandara di dunia. Maka, ikuti saja prosedur keamanannya.
Alasan
utamanya untuk mencegah adanya senjata tajam yang berbahaya dibawa oleh
penumpang. Melepas benda-benda tersebut untuk mencegah metal detector berbunyi
karena mengandung unsur logam. Biar nggak ribet, sebaiknya memang nggak perlu
pakai banyak aksesoris.
(6). Jaga Kebersihan dan Protokol Kesehatan
Meskipun
pandemi sudah berlalu, selalu lakukan protokol kesehatan. Gunakan masker, hand
sanitizer, dan tetap jaga jarak di area bandara. Kita nggak pernah tahu siapa
dalam kondisi tidak baik-baik saja.
Don’t: Hal yang Sebaiknya Dihindari
Kalau
ada yang sebaiknya dilakukan, artinya ada hal yang sebaiknya dihindari. Begitu
juga saat berada di T3 Cengkareng. Kerumumanan banyak orang dan jarak antar gate
yang nggak begitu jauh membuat kepala terkadang semriwing. Bingung mau dengar
apa dan dari mana. Belum lagi banyaknya duty free yang menggoda selera
dan menjebolkan dompet. Ah, jangan sampai terjebak dan membuat penerbangan
tidak nyaman.
![]() |
Dilarang membawa barang terlarang ke kabin [Photo: Pexels] |
(1). Jangan Bawa Barang Terlarang
Namanya
barang terlarang, bukan saja yang diharamkan untuk penggunaan secara umum, ya.
Bahkan benda normal yang biasa kita gunakan saja bisa terlarang jika melebihi
aturan. Benda-benda yang dilarang naik ke kabin jangan sampai dibawa ke kabin.
Urusannya ribet, apalagi kalau sampai disita. Bahkan cairan yang melebihi 100
ml pun bisa disita saat melewati security check.
(2). Jangan Merokok Sembarangan
Meskipun
kelihatannya area T3 luas banget, jangan merokok sembarangan. Buat perokok,
cari smoking area yang sudah disediakan. Jangan sampai menjadi masalah
karena kebiasaan merokok dimana saja, akhirnya lupa kalau sedang di area
bandara.
(3). Jangan Menerima Barang Titipan
Ini
paling seram, sih. Ada saja kasus di bandara yang menyebabkan seseorang
bermasalah karena menerima barang titipan. Apalagi dari orang tidak dikenal.
Tolak saja jika ada yang meminta tolong untuk dititipkan barang. Jangan mencari
masalah dengan pihak keamanan. Kita nggak pernah tahu apa isi barang titipan
itu.
(4). Jangan Lupa Boarding Pass
Simpan
boarding pass dengan aman setelah check in. Kalau berangkat
bersama dan merasa diri agak ceroboh. Tidak ada salahnya jika boarding pass juga
disimpan oleh satu orang yang paling teliti dan dapat dipercaya. Tidak ada
salahnya untuk memoto boarding pass.
(5). Hindari Berisik atau Membuat Keributan
Penyakit
laten saat berangkat bersama adalah heboh. Hindari berisik atau membuat
keributan. Jangan mengganggu ketenangan orang lain meski di tempat umum,
terutama di area boarding pass dan ruang tunggu. Ngobrol boleh saja,
tapi jangan sampai membuat orang lain terganggu.
(6). Jangan Meninggalkan Barang Tanpa pengawasan
Barang
yang ditinggalkan akan menimbulkan kecurigaan pengawasa. Barang tersebut bisa
diamankan oleh petugas. Jadi, usahakan untuk tetap bersama barang bawaan, ya.
Kalau nggak ada yang bisa dititipin. Bawa saja kemana pergi. Hahaha.
(7). Hindari Belanja Terburu-Buru
Kalau
ingin berbelanja di duty free, jangan terburu-buru. Pastikan banyak
waktu di ruang tunggu, sehingga bisa memilih dengan tenang dan tidak
ketinggalan pesawat. Apalagi jika produk di duty free memang biasanya
sangat menggoda.
Duty
free adalah toko yang ada di bandara
internasional dan menjual produk tanpa pajak dan bea cukai. Barang-barag di duty
free biasanya lebih murah daripada di toko.
Bandara: Sebuah Pengalaman Tentang Penantian
Ngomongin
bandara, setiap orang punya pengalaman tersendiri. Saya sendiri pernah punya
pengalaman sepatu rusak di bandara saat perjalanan ke Lombok. Empatjam transit di Cengkareng bersama dua orang rekan seperjalanan. Ada
berbagai cerita yang seru di bagi tentang bandara.
Di
antara semua cerita yang nggak enak, pengalaman di bandara juga banyak yang
menyenangkan. Bahkan yang mentransfer ketenangan saat berada di bandara. Itu
terjadi kepada saya saat dinas luar ke Lombok.
Saat
itu kami sedang menunggu penerbangan di ruang tunggu. Posisi duduk kami tepat
di dekat gate. Maksudnya agar bisa memantau lebih cepat kalau sudah
mulai boarding pass. Saya duduk sambil mengamati sekeliling. Mengamati
manusia yang akan terbang bersama saya dengan maskapai yang sama.
Seorang
perempuan dengan gaya seperti model terus duduk dengan kacamata tak lepas
menutupi mata. Saya menebak dia sedang tidur. Saya agak kaget ketika dia
mengeluarkan tissue dari tas dan mengusap air matanya. Tidak lama kemudian
ponselnya berdering.
“Aku masih nunggu take off, bilang sama keluarga jangan dikubur dulu. Tunggu aku,” katanya. Isakan kecil terdengar. Dia kembali memperbaiki kaca matanya, pura-pura tidur.
Saat itu dada saya seperti sesak. Orang seperti itu bukan satu dua orang di berbagai sudut bandara. Ada banyak anak yang menunggu penerbangan karena ada yang menantikan di rumah. Ada jasad yang harus segera dikubur. Bahkan ada yang merelakan melewatkan tatapan terakhir karena pesawat delay. Ada beragam emosi dan situasi tidak terceritakan yang diemban orang-orang di bandara.
0 Komentar