The Double (2024): Happy Ending?

Bukan rahasia kalau dracin punya konsep dan pola sendiri dalam mengakhiri kisahnya. Bahkan banyak juga penonton yang gagal paham kemana arahnya ending cerita. Begitu juga dengan The Double. Netizen di beberapa media sosial populer di Indonesia mengatakan kalu ending-nya nggak jelas. Saya malah merasa ending-nya cukup jelas. Butuh keseriusan dalam menonton drama ini sampai memahami jalan cerita dengan baik.

Putri Wanning, Berwajah Bengis dan Berhati Iblis

Seperti yang kita ketahui di awal cerita, Putri Wanning adalah pelakor yang menyebabkan Xue Fangfei dikubur hidup-hidup oleh suaminya sendiri. Dia juga nggak menjaga Shen Yurong dengan baik. Merasa sebagai anak dan adik kaisar, dia bisa mendapatkan apapun yang diinginkan. Bukan cuma merebut Shen Yurong dari Xue Fangfei, dia juga bisa menggenggam dunia dengan tangannya.

Xue Fangfei dan Putri Wanning yang sangat kejam.
[Photo: mydramalist/The Double]

Putri Wanning tidak menyadari satu hal. Sepintar-pintarnya dia, masih kalah cerdik daripada Xue Fangfei. Sebenarnya Putri Wanning dan Xue Fangfei punya karakter yang sama. Bedanya Putri Wanning punya sisi hati iblis yang dominan, sedangkan Xue Fangfei punya hati malaikat yang lebih dominan. Putri Wanning sendiri mengakui kalau dia menyukai Xue Fangfei kalau dia nggak usil mengurusi semua tujuannya.

Pada saat Putri Wanning mengancam Xue Fangfei untuk menyelamatkan Shen Yurong karena tindakan pelecehan di hari jamuan makan malam, dia memang mengancam dengan Xue Zhao. Putri Wanning menjadikan Xue Zhao sebagai sandera. Bahkan dia berusaha membuat Xue Zhao cacat. Dia nggak mau menukar dengan harga yang pantas, dia menetapi janji melepaskan tapi bukan berjanji mengembalikan dengan kondisi yang baik.

Satu-satunya orang yang bisa mengimbangi keangkuhan Putri Wanning meski diancam hanya Xiao Heng. Dia nggak kena mental atau terjebak dengan segala perangkap yang dibuat oleh Putri Wanning. Termasuk pernikahan Shen Yurong dan Xue Fangfei yang diatur sebagai strategi.

Saat Xue Fangfei membuat Putri Wanning mengalami hamil palsu, dia justru terjebak keadaan. Dia malah mau-mau saja menikah dengan Li Jin, anak dari salah satu menteri yang menjadi kaki tangannya. Saking liciknya dia, Li Jin ditindas tanpa peduli status sosial Li Jin yang tinggi.

Bukan saja semua kekacauan di keluarga Jiang diatur oleh Putri Wanning. Ternyata dia juga penyebab kematian kaisar terdahulu, ayahandanya sendiri. Bukannya menyiapkan obat untuk ayahnya, Putri Wanning malah menyiapkan racun. Ketika kaisar menolak untuk meminum racun, dia sengaja menarik bantal tidur ayahnya dan membekap mulut dan hidung kaisar dengan bantal. Sampai akhirnya kaisar ayahanda Putri Wanning meninggal.

Saat tahu Shen Yurong membubuhkan racun pada sup yang diantar untuknya, Putri Wanning juga nggak mau berdiam diri membiarkan Shen Yurong bebas. Dia mengambil tusuk konde bunga krisan pemberian Shen Yurong, kemudian menusuk dirinya dengan tusuk konde yang masih digenggam oleh Shen Yurong. Jadi terlihat seperti Shen Yurong yang membunuh Putri Wanning, bukan Putri Wanning yang bunuh diri.

Masa itu penyelidikan dengan sidik jari masih susah, ya. Jadi nggak gampang juga menyelidiki kematian sang putri dengan mudahnya. Eh, by the way merasa nggak kalau Putri Wanning ini punya wakah antagonis yang jelek banget di balik kecantikannya kalau berdandan. Bengis banget! Cocok sekali perannya sebagai orang jahat dan pelakor.

Shen Yurong, Cendikiawan Manipulatif

Awalnya saya mencari kata yang tepat untuk menggambarkan Shen Yurong ini. terlihat polos, baik, tapi kok jahatnya juga kebangetan. Sampai akhirnya saya menemukan satu komentar di YouTube yang menyebut kalau Shen Yurong ini manipulatif sekali. Setelah saya amati semua perjalanannya dalam empat puluh episode, saya setuju sekali kalau Shen Yurong ini manipulatif.

Sifatnya ini baru kelihatan di episode 30-an, sih. Meskipun sejak awal sebenarnya dia sudah manipulatif. Namun di episode 30-an ini dia terang-terangan menunjukkan sifat buruknya. Diawali dengan tangis bombai palsu ketika istrinya meninggal yang membuat Adipati Su juga terluka, kemudian berlanjut pada episode-episode selanjutnya. Terutama ketika Xue Fangfei memainkan kecapi dengan lagu sedih saat ujian kekaisaran.

Dia juga terus memaksa Xue Fangfei untuk kembali ke sisinya dengan memaksa. Meskipun dia membohongi Putri Wanning untuk mengatur pernikahan untuk dirinya dengan Xue Fangfei. Padahal sebenarnya Shen Yurong sedang mengambil manfaat untuk dirinya sendiri dengan memanfaatkan kondisi Putri Wanning.

Shen Yurong menolak menikah dengan Putri Wanning karena tidak mau namanya tercemar menghamili Putri Wanning di luar nikah. Untuk menutupi bobroknya dia, Shen Yurong malah memutar haluan aib ke keluarga Li dan Putri Wanning terpaksa rela menikah dengan Li Jin. Sampai ketika Putri Wanning mengira dirinya keguguran setelah bertengkar dengan Li Jin, Shen Yurong sangat bahagia karena keluarga Li dalam masalah.

Di saat-saat Putri Wanning terpuruk, Shen Yurong mengarahkan juga malah ambil haluan sendiri. Dia menghubungi Raja Cheng dan mengarahkan untuk kematian sang putri demi kepentingan sendiri. Padahal jelas saja Raja Cheng menolak karena Putri Wanning adalah adik perempuan kesayangannya. Namun haus kekuasaan membuat Raja Cheng percaya saja dengan kata-kata Shen Yurong.

Belum lagi ketika dia menculik Xue Fangfei lalu meracuni Putri Wanning. Niatnya memang mau kawin lari paksa dengan Xue Fangfei. Sayangnya niat itu ketahuan Putri Wanning. Saat menyadari Putri Wanning meninggal pun, dia sengaja memberikan jenazah Putri Wanning ke tangan Li Jin agar tidak disalahkan. Jahat banget nggak, sih?

Nah, untungnya orang jahat memang akan berakhir dengan tragis juga. Saat dia ingin membunuh Xiao Heng dengan pasukan khusus yang dilatih sendiri oleh Adipatu Su itu, dia malah kena mental karena Xue Fangfei. Xue Fangfei menolak menikah dan kembali dengan Shen Yurong. Dia malah menunjukkan aksi lovey dovey pasca penyekapan di depan Shen Yurong.

Namanya juga orang putus asa. Shen Yurong akhirnya nekat menggunakan pelat militer yang diberikan Adipati Su untuk Putri Wanning sebagai bentuk negosiasi membatalkan pernikahan Shen Yurong dengan Xue Fangfei. Xue Fangfei menggunakan teknik memanah yang diajarkan oleh Adipati Su untuk menggagal rencana Shen Yurong. Dia memanah telapak tangan Shen Yurong sehingga pelat militer jatuh dan perintahnya tidak didengar oleh para tentara penjaga negara.

Sebenarnya di sini ada kejanggalan absurd banget. Tentara khusus kerajaan kok plin plan, sih. Pelatihnya Xiao Heng, tapi dengan gampang saja disuruh-suruh oleh orang salah. Mereka itu seperti tentara dalam permainan yang bisa dikendalikan dengan tombol pemindahan kiri dan kanan.

Oh, ya, akhirnya Shen Yurong memang kalah. Kena mental karena Xue Fangfei lebih memilih Xiao Heng daripada dirinya. Dia memainkan seruling yang biasa dia lagukan bersama kecapi Xue Fangfei. Xue Fangfei sudah kebal dengan segala bentuk rayu yang dilakukan oleh Shen Yurong. Nggak kemakan lagi dia mah. Shen Yurong akhirnya melompat dari tembok kota sampai mati.

Xue Fangfei dengan santainya berjalan tanpa peduli pada kematian Shen Yurong. Duh, di sini berasa banget dendam Xue Fangfei sedalam dan seluas Laut Cina Selatan.

Pernikahan Xue Fangfei dan Xiao Heng

Namanya kisah romansa, ending-nya pasti menikah, kan? Ternyata pernikahan mereka nggak bertahan lama. Setelah menikah, Xiao Heng dan Xue Fangfei berziarah ke makam Jiang Li dan Tong Er. Dia bertemu Jiang Li yang mengucapkan terima kasih pada Xue Fangfei.

Xiao Heng juga menanam pohon ceri di bukit yang memiliki pemandangan indah. Setelah menanam pohon ceri itu, dia berangkat perang. Janjinya cuma sebentar, tapi beberapa musim berganti Xiao Heng tidak kunjung pulang. Orang-orang menyangka kalau Xiao Heng sudah mati di medan perang.

Xue Fangfei selalu menunggu Xiao Heng di bawah pohon ceri.
[Photo: mydramalist/The Double]


Xue Fangfei tidak percaya. Dia tetap menunggu Xiao Heng di bawah pohon ceri dengan baju merah. Bahkan dia juga berjanji pada Jiang Yuanbai akan mengikat rambut dan menjanda kalau Xiao Heng tidak pulang.

Jiang Yuanbai mengundurkan diri dan pensiun dini. Mereka memutuskan pulang kampung ke Yongzhou. Sebelum berangkat, Xue Fangfei mengaku pada Jiang Yuanbai bahwa dia bukan Jiang Li. Jiang Yuanbai sudah tahu, tapi mendengar pengakuan dari Xue Fangfei ada rasa sedih juga.

Bagian ini sedih banget. Saat melihat Jiang Yuanbai menangis dan terpuruk. Sebagai penonton saya ikut meneteskan air mata. Nggak cuma itu, meski sudah tahu siapa Xue Fangfei, Jiang Yuanbai tetap menganggap Xue Fangfei sebagai putrinya. Bahkan perlakuan Xue Fangfei terhadap Jiang Yuanbai sebagai ayahnya terasa seperti ayah dan anak kandung.

Ye Shijie masih mendekati Xue Fangfei dengan cara elegan. Namun begitu tahu di hati Xue Fangfei hanya ada Xiao Heng seorang, dia tidak mau kehilangan Xue Fangfei dengan status apapun. Baik itu status sebagai sepupu dari keluarga Ye ataupun sebagai teman dengan keluarga Xue. Dia sudah menetapkan Xue Fangfei sebagai adiknya.

The Double Special Episode

Meskipun ending dari cerita ini cukup menggantung, tapi jawaban dari ending sebenarnya ada di episode spesial yang dilihat dari sudut pandang Adipati Su alias Xiao Heng. Di episode ke-40 The Double, akhir cerita Xiao Heng pulang dengan berkuda di atas bukit. Sementara Xue Fangfei masih menunggu di bawah pohon ceri yang sedang mekar. Sayangnya tidak ada scene yang menunjukkan mereka bertemu. Cerita berakhir begitu saja.

Keluarga bahagia Xiao Heng dan Xue Fangfei
[Photo: mydramalist/The Double]


Pada episode spesial, kisah mereka setelah menikah dirangkum dalam lima menit dengan alasan Xiao Heng bukan orang yang banyak ngomong. Di sana dikatakan kalau aktivitas Xiao Heng setelah kembali tidak begitu sibuk. Dia lebih banyak mengurus putrinya di rumah. Sementara Xue Fangfei dan Ye Shijie sibuk di Akademi Hanlin untuk menyeleksi para calon pegawai kekaisaran.

Kelihatannya hubungan mereka juga harmonis banget setelah menikah. Sesuai dengan keinginan penonton yang membutuhkan akhir yang manis untuk Xiang Heng dan Xue Fangfei. Beberapa netizen yang juga membaca versi novel ini mengatakan kalau kisah yang diadaptasi ke drama ini memang sesuai dengan cerita novelnya. Nggak mengecewakan.

Well, meski ending yang dirangkum dalam lima menit episode spesial memuaskan bagi sebagian orang, saya agak kurang suka dengan penceritaannya. Namun 40 episode dari The Double memang sukses membuat saya gagal move on. Dracin ini recommended banget untuk penyuka historical romance yang nggak begitu manis, pecinta kisah hidden identity atau drama balas dendam. The Double unik karena balas dendamnya dilakukan oleh satu orang untuk dua orang yang berbeda.

Posting Komentar

0 Komentar