The Red Palace dan The Red Sleeve: Benang Merah Dua Kisah

 Pertama kali saya melihat postingan The Red Palace di akun para bookstagrammer, saya sudah yakin bakalan suka dengan novel bergenre historical fiction ini. kisah-kisah di balik tembok istana yang menjadi rahasia para pekerja di sana. Ternyata memang sesuai ekspektasi saya. Saya suka pakai banget, dong.

Lantas teman saya yang bekerja di Jakarta juga bertanya-tanya tentang The Red Palace.  Sebelum membaca, katanya dia mau meminta pendapat dulu soal buku ini. maklum lah, ya, pekerjaan terkadang membuat kehidupan kita yang menyenangkan bisa ambyar hanya karena telepon bos untuk cek email doang.

Sung Deok Im dan Yi San dalam The Red Sleeve.
[Photo: mydramalist]

Lantas, dia juga bercerita kalau pernah melihat konten yang menyebutkan June Hur mengadopsi sebagian besar buku ini dari drakor saeguk berjudul The Red Sleeve. Tentu saja, sebagai fans baru June Hur saya harus melakukan tabayyun sebelum undur diri menjadi fans-nya. Ya, saya harus tahu dimana titik masalahnya. Seperti kita tahu bersama, netizen Indonesia kan lumayan anarkis dan menghujat tanpa dasar.

Ternyata setelah saya menemukan drakor ini dan menontonnya dengan seksama, saya setuju kalau benang merah dua kisah ini ada hubungannya dengan masa pemerintahan Raja Youngjo. Raja yang katanya memerintah paling kejam selama dinasti Joseon.

Perbedaan Cerita

The Red Place berkisah tentang perawat istana pada masa Raja Youngjo yang bekerja untuk kerajaan. Dia menyaksikan ketidakstabilan mental pangeran mahkota Sado yang membunuh pelayan ketika terguncang. Sedangkan The Red Place berkisah tentang pangeran mahkota Jeongjo, anak putra mahkota Sado yang jatuh cinta pada pelayan istana bernama Song Deok Im.

Keduanya sama-sama berlatar di masa dinasti Joseon di bawah perintah Raja Youngjo, tapi tahun berbeda. Latar pada kisah The Red Palace, putra mahkota Sado masih hidup. Sedangkan pada cerita The Red Sleeve, putra mahkota Sado sudah meninggal dihukum dalam peti beras.

Tokoh dan Tempat

Meskipun beberapa kali mengulik soal istana, tapi bukan kisah yang detil tentang kehidupan istana. The Red Palace mengangkat karakter dua manusia yang bertolak belakang memecahkan kasus. Tokohnya adalah inspektur polisi Seo dan perawat Hyeon. Sementara di The Red Palace, kisah yang diangkat sepenuhnya dari dalam istana.

Dalam novel The Red Palace juga tidak mengangkat detil kehidupan istana. Bahkan aturan dalam istana yang dijelaskan dengan jelas tidak banyak mewakili kengerian kehidupan istana. Dalam The Red Sleeve tidak menggambarkan begitu detil tentang peraturan istana, fokusnya hanya kepada tokoh dan intrik politik.

Raja Youngjo

Dalam kedua cerita disebutkan kalau Raja Youngjo suka memarahi putra mahkota bahkan cenderung mempermalukan di depan para pejabat kerajaan. Hal tersebut juga tersampaikan pada buku The Red Palace dan The Red Sleeve. Pada The Red Sleeve, terlihat juga Raja Youngjo salah menyebut nama putra mahkota. Ia pikir San adalah anaknya, Pangeran Sado.

Setelah menonton The Red Sleeve dan membaca The Red Palace, saya jadi penasaran untuk membaca novel The Red Sleeve yang ditulis oleh Kang Mi Kang. Sepertinya saya akan menyukai versi novelnya juga. Karena saya juga menyukai versi drakornya.

Posting Komentar

4 Komentar

  1. mba sering sering review terus ya, hihhi biar aku tetap bisa tahu dunia perdrakoran yang panjang itu. masih ga kuat nonton yang panjang panjang durasinya baik dracin atau drakor

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insyaallah, Mbak. Kalau drakor atau dracinnya dari adaptasi buku, pasti aku review. Karena niche-nya book and travel.

      Hapus
  2. Waah, saya nonton drakornya kak. Mantap jiwaaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini masuk salah satu drakor favorit saya tahun ini. Tapi saya nggak nonton banyak drakor juga, sih. Hehehe

      Hapus