Perkumpulan Anak Luar Nikah: Sisi Gelap Nasionalisme

 Judul Buku: Perkumpulan Anak Luar Nikah • Penulis: Grace Tioso • Penerbit: Noura (Jakarta: Juni 2023) • Tebal: 390 hal • ISBN: 978-623-242-398-5


[Photo: Ulfa Khairina]

--o0o--

Judulnya memang agak-agak, saya bakhan sama sekali tidak tertarik membaca saat seorang bookstagram memamerkan koleksi barunya di story. Begitu membaca blurb dan resensinya. Saya mulai penasaran dan semakin ingin tahu kisahnya. Beruntung saya mendapat buku ini di aplikasi Rakata, tapi konsekuensinya ya cerita terputus. Karena rasa penasaran pula saya memutuskan membeli. Syukurnya, ekspektasi saya tentang buku ini tidak mengecewakan.

Kisah Pilu Etnis Tionghoa Sebelum 98

Perkumpulan Anak Luar Nikah kisahnya sungguh berbeda dengan pikiran negatif kebanyakan orang saat saya memamerkan sampul bukunya di media sosial. Berkisah tentang Martha, perempuan cerdas yang memutuskan menjadi Ibu Rumah Tangga setelah selesai kuliah dengan lulusan terbaik di Singapura. Kecerdasannya di atas rata-rata tidak bisa nganggur dengan semua hal yang terjadi di sekitarnya. Martha memiliki sepupu bernama Yuni, kecerdasannya justru di atas Martha. Sayangnya nasibnya nggak lebih baik dari Martha. Yuni nggak sempat kuliah dan menjadi istri penjual kecap.

Martha dan sepupunya punya ketertarikan di bidang politik. Mereka berdua mengelola twitter bernama @DuoLion163 yang menguliti caleg. Semakin panas kondisi politik di Indonesia, semakin banyak yang mengingatkan Martha untuk hati-hati. Roni, suami Martha juga mengingatkan hal yang sama demi keamanan Martha dan keluarga. Sampai akhirnya, sebuah kasus mencuat ke publik. Pengakuan Martha tentang memalsukan dokumen untuk apply beasiswa di blog.

Aturan Singapura yang kuat, hukum yang lurus, dan segala hal yang memberatkan Martha seketika seperti langit runtuh di saat hidupnya sedang dilema. Kasus itu memprorak-porandakan hidup Martha, karir suaminya, dan kondisi anak-anaknya yang kurang perhatian. Martha tetap harus melewatinya, menyelesaikan masalahnya meski ancaman penjara menunggu.

Seperti umumnya dunia maya, netizen terlalu semangat untuk menguliti Martha sebagai Chindo. Bukan hanya netizen Indonesia, tapi juga netizen Singapura. Masalahnya lagi, meski Martha sudah lama di Singapura dia tak rela melepas statusnya sebagai WNI. Dia tetap menginginkan Indonesia sebagai negara yang tercatat di paspornya. Seburuk apapun RI memperlakukannya, semakin dalam cinta itu tumbuh. Filosofi gila seorang Martha.

[Photo: Pexels]


Sisi Gelap Nasionalisme di Indonesia

Kisah ini bukan soal nasionalisme biasa. Realitanya memang kelompok yang disebut Chindo justru memiliki rasa nasionalisme yang jauh lebih dalam dibandingkan dengan orang Indonesia sendiri. Martha adalah representasi dari banyaknya Chindo yang tersebar di Indonesia. Meski mereka disebut Cina, mereka lebih bahagia diakui sebagai Indonesia.

Banyak sisi gelap yang diungkap oleh penulis dengan berani dan penuh riset. Bahkan banyak hal-hal baru yang belum diketahui justru menjadi edukasi baru bagi pembaca. Dilema etnis Cina di Indonesia ternyata sudah mengakar sejak dulu, diwariskan dengan sembrono oleh orang-orang yang mengaku cinta Indonesia, tetapi tindakannya tidak.

Sebut saja ketika tragedi Mei 1998, ketika ruko milik Cina dijarah. Perempuan Tionghoa diperkosa di depan keluarganya. mereka juga diusir dari Indonesia tercinta karena dianggap WNA. Padahal menjejakkan kaki ke luar Indonesia saja mereka belum pernah. Apa yang dilakukan oleh orang Indonesia di masa penggulingan orde baru sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai pancasila.

Martha memberi banyak pelajaran hidup. Dia seperti cermin untuk saya sebagai pembaca yang mengaku WNI, tetapi masih sering ngedumel nggak jelas soal kebijakan bangsa ini.

Sejarah yang Tak Terungkap

Banyak pembelajaran, kehangatan, dan sejarah yang baru terungkap dalam novel ini. Beberapa sejarah etnis tionghoa di Indonesia justru baru saya dapatkan dari novel ini. Ada yang baru, ada yang diperbaharui kembali dengan informasi yang lebih update. Recommended untuk pembaca yang memiliki ketertarikan pada sejarah, sosial, dan budaya. Apalagi di tahun politik, permainan politisi yang cenderung kotor juga disisip di sini sangat relate dengan sikon yang terjadi.

Anak Luar Nikah = Anak Haram?

Anak luar nikah  sendiri merujuk pada akte kelahiran yang diberikan kepada anak-anak yang orang tuanya masih berstatus WNA. Bukan anak yang lahir karena hubungan terlarang, ya. Miris, sih. Tapi beginilah potret negeri ini. label begitu mudah dilakapkan pada sesuatu yang tidak tepat.

Inilah akar masalah Martha. Martha yang cerdas dan lurus dalam aturan hukum sangat stres dengan status yang tertulis di aktenya. Dia malu karena diledek anak haram. Dia juga mengklarifikasi pada orang tuanya tentang kelahirannya. Jawabannya memang memuaskan dan Martha tahu orang tuanya menikah dulu, baru lahir hamil Martha. Akan tetapi dokumen berbicara lain.

Ide memalsukan akte kelahiran ini justru datang dari kedua temannya yang ekonominya lebih baik dari keluarga Martha. Oh, satu lagi! Alasan Surat Keterangan Berwarganegara Republik Indonesia (SKBRI) orang tua Martha keluar belakangan. Itu karena Ayah Martha ditipu dan mereka bukan orang kaya yang bisa menyogok petugas untuk mengeluarkan SKBRI lebih cepat.



Historical Fiction Bintang Lima

Perkumpulan Anak Luar Nikah termasuk buku dengan five stars yang saya baca sepanjang tahun 2023. Buku ini tidak bosan untuk di-reread karena memang penuh dengan ilmu dan informasi berguna banget tentang sejarah Indonesia. Bukan itu saja, kita bisa melihat Indonesia dari sudut pandang etnis Tionghoa, karena penulisnya memang menulis berdasarkan pengalaman lingkungannya sendiri.

Banyak hal-hal baru terutama perbandingan antara hukum di Indonesia dan Singapura yang dikupas tuntas di sini. Kehidupan Martha sebagai mahasiswa di Singapura, sistem pendidikan Singapura, penilaian dan evaluasi untuk penerima beasiswa di Singapura, dan banyak lainnya.

Untuk sisi romansa memang nggak begitu kentara, tapi beberapa sikap Roni sukses bikin senyum-senyum. Di sini saya semakin yakin kalau cowok eksak itu memang susah mengeluarkan sisi romantisnya. Heheh!





Posting Komentar

7 Komentar

  1. Apa ini maksudnya, dont judge book by its cover. Hehe

    BalasHapus
  2. Cowok eksak memang begitu kayaknya deh, nggak romantis 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, Mbak. Nggak tau cara bikin romantis. Suamiku juga eksak dan karakternya nggak jauh-jauh dari Roni.

      Hapus
  3. Kayaknya memang cowok eksak begitu ya, nggak romantis. 😁

    BalasHapus
  4. bukunya seru dan terbaik sih mba ulasannya seperti biasa, mantap

    BalasHapus
  5. Ini buku paling recommended dan terbaik tahun 2023 versi saya. 😁

    BalasHapus