"Pada akhirnya, kenyataan tidak berubah bagi mereka yang kembali ke masa lalu ataupun mereka yang pergi ke masa depan. Lalu, apa istimewansa kursi ini?"
--o0o—
[Photo: Fimela] |
Judul Buku: Funiculi Funicula: Before the
Coffee Gets Cold • Penulis: Toshikazu Kawaguchi • Alih Bahasa: Dania
Sakti • Penerbit: Gramedia (Jakarta: 2021) • Tebal: 224 hal • ISBN:
9786020651927
--o0o--
Ini tentang cafe
yang bisa membawa pengunjungnya melintasi waktu, tapi tidak semua orang bisa
kembali ke masa lalu atau berkunjung ke masa depan. Syaratnya ribet dan umumnya
mereka gagal melakukan perjalanan waktu. Apalagi ada syarat mutlak yang harus
dilakukan, yaitu duduk di bangku yang ditempati wanita bergaun putih yang
membaca buku berjudul Kekasih. Dia bukan Perempuan biasa, dia adalah
HANTU.
Ada 4 (empat) cerita
perjalanan yang dilakukan oleh pengunjung cafe. Pertama, Fumiko Kiyokawa yang
ingin mengubah keadaan seminggu sebelumnya. Dia ingin memperbaiki sikap kepada
Goro Katada yang pergi keluar negeri.
Fumiko ini
tipikal perempuan yang tidak suka diatur. Merasa benar sendiri dan harus
terepenuhi keinginannya. Dia memaksa untuk duduk di kursi yang dihuni si hantu
tanpa mengikuti aturan. Keras kepalanya membuat hantu penghuni kursi marah dan
Fumiko mendapat kutukan, tapi Fumiko tetap berhasil kembali ke masa lalu
setelah bersabar dan mengubah sikapnya. Dia menunggu si hantu sampai pergi dan
meminum kopi untuk kembali ke masa lalu. Hari sebelum Goro ke luar negeri. Sekembalinya
dari masa lalu, Fumiko tahu apa yang harus dilakukan 3 (tiga) tahun kemudian.
Kedua, Kotake dan
Fusagi. Suami istri yang selalu berkunjung ke cafe. Fusagi selalu membawa
amplop yang membuat Kotake penasaran. Sementara Fusagi sudah melupakan Kotake
karena amnesia. Fusagi berhasil kembali ke masa lalu dan mengetahui isi amplop
tersebut. Setelah kembali ke masa lalu, Kotake bisa bersikap seperti istri
sekaligus perawat untuk Fusagi.
Ketiga, kisah
Kumi dan Hirai. Cerita ini paling sedih, mengandung penyesalan, dan membawa
kita merenung untuk selalu mengiyakan pertemuan. Bukan menolaknya. Kita tidak
pernah tahu takdir apa yang menunggu di depan. Bisa jadi kematian yang menunggu
tanpa kode.
Keempat, kisah
ibu dan anak. Di buku ini, Kei berkunjung ke masa depan. 14 tahun kemudian dan
bertemu Miki, anaknya. Tetapi tidak ada Kazu si penuang kopi dan suaminya
Nagare di cafe itu.
Tidak Ada yang Bisa Mengubah Takdir
Cerita ini
tergolong fantasi dan surealis magis. Banyak hal yang dapat kita ambil dari
perjalanan 4 (empat) orang ini. Intinya, tidak ada yang bisa mengubah masa lalu
kita. Seberapapun usaha maksimal kita untuk memperbaikinya. Masa depan tetap
berlaku seperti apa masa lalu yang sudah dibangun.
Sama seperti yang
dialami oleh empat orang yang sudah melintasi waktu, mereka tetap saja tidak bisa
mengubah keadaan. Apa yang sudah terjadi, ya terjadilah. Karena memang sudah
begitu ketentuannya. Apa yang mereka lihat hanya untuk mempersiapkan diri,
bukan mengubah keadaan.
Hm, kalau ada café
seperti Funiculi Funicula di kotamu, adakah yang ingin kamu tahu dari masa lalu?
0 Komentar