5 Cara Membaca Buku Terjemahan Anti Bosan

 Sudah bukan rahasia kalau pasar perbukuan Indonesia juga diwarnai dengan buku-buku terjemahan. Bahkan beberapa buku terjemahan justru mendominasi pasar buku Indonesia mengalahkan buku karya penulis lokal. Apakah buku karya anak negeri kurang menarik atau buku terjemahan yang begitu memikat?

Hmm, sepertinya keduanya memang menjadi pertanyaan sekaligus jawaban untuk PR dunia literasi Indonesia, ya. Etapi, ada kok yang nggak suka buku terjemahan dengan alasan bahasanya ngebosanin. Apa iya? Karena salah satu alasan saya suka membaca justru karena dimulai dari buku terjemahan.

[Photo: Pexels]

Well, memang benar jika banyak buku-buku terjemahan yang membosankan. Entah karena alur ceritanya, nama tokohnya, genrenya, atau bahkan gaya terjemahannya yang begitu kaku. Padahal kalau kita bisa menikmati bahasa dan alur ceritanya, banyak sekali buku terjemahan justru membuat kita ketagihan, lho. Mungkin saja beberapa cara di bawah ini bisa dilakukan untuk menghalau kebosanan untuk membaca buku terjemahan.

Pilih Buku atau Cerita Pendek/Singkat

Sebelum menikmati versi terjemahan, perlu untuk tes minat dengan membaca cerita atau terjemahan yang singkat-singkat dulu. Bisa berupa cerpen atau artikel yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Perlu diingat, tentunya yang namanya terjemahan itu feel-nya tetap nggak seenak saat membaca versi bahasa asli. Ada, tapi langka. So far, saya baru menemukan terjemahan seasyik membaca versi bahasa Indonesia itu dari seri Harry Potter yang diterjemahkan oleh almarhumah Listiana Srisanti.

Tentukan Genre Bacaan

Genre bacaan sangat penting dalam menemukan minat meskipun itu buku terjemahan. Biasanya meski gaya terjemahan nggak asyik, kita akan bertahan untuk menyelesaikan buku sampai tuntas karena itu genre yang kita sukai. Saya menyukai genre fantasi dan historical fiction, maka sekacau-kacaunya gaya bahasa si penerjemah, biasanya saya akan bertahan untuk menyelesaikan buku yang saya baca meskipun dalam rentang waktu yang lama. Syukur kalau menemukan buku dengan terjemahan yang bagus.

Cari Penerjemah yang Sama

Ini cara paling ampuh. Ingat nama penerjemahnya, kemudian cari buku yang diterjemahkan oleh penerjemah yang sama. Biasanya penerjemah yang sama bernaung di satu penerbitan. Penerjemah memiliki kecerdasan dalam menginterprestasikan bahasa menjadi asyik dibaca, bahkan membuat para pembaca merasa mendapatkan rasa dari bacaan yang dibaca seperti membaca versi aslinya. Saya menemukan kekhasan terjemahan ini dari serial Harry Potter. Selain Harry Potter, Listiana Srisanti juga menerjemahkan Memoir of Geisha yang ditulis oleh Arthur Golden.

Gaya penulisan Arthur Golden dan JK. Rowling sudah jelas berbeda. Ketika membaca kedua karya tersebut juga terasa perbedaannya. Namun satu yang sama-sama mereka miliki karena diterjemahkan oleh penerjemah yang sama, kelihaian dalam menginterpretasikan kata-kata dari bahasa asli ke dalam bahasa Indonesia.

Baca Rekomendasi Bookfluencer

Kalau dibilang banyak bookfluencer yang memberikan ulasan nggak jujur, tapi banyak juga yang menulis dengan jujur. Terutama buku-buku yang diulas tanpa sponsor dari penerbitnya. Jadi, pastikan kalau bookfluencer ini biasanya memang menulis ulasan jujur tentang buku yang dibacanya. Terutama buku terjemahan, jangan sungkan untuk bertanya apakah gaya bahasanya mudah dipahami, enak diselami, atau sekedar ganti bahasa saja. Tentu saja jangan Cuma berpegang sama jawaban satu bookfluencer. Kumpulkan banyak pendapat, karena semakin banyak maka semakin baik.

Baca Versi Digital Sebelum Membeli

Kalau punya niat untuk memiliki buku tersebut karena populer dan hype di kalangan pecinta buku, pastikan dulu kalau buku terjemahan ini memang akan dibaca ulang. Kalau sekedar baca sekali, lebih baik pinjam di perpustakaan saja. Kalau di perpustakaan juga tidak tersedia, tidak ada salahnya baca satu dua bab di pustaka digital seperti iPusnas, iJak, atau pustaka digital lainnya. Kalau bahasa terjemahannya cocok, baru beli versi cetaknya.

By the way, penerbit tertentu juga punya peran besar dalam menonjolkan karya terjemahan yang dipasarkan. Di Indonesia, ada beberapa penerbit yang terkenal dengan bahasa terjemahannya yang mulus, rapi, enak dibaca, dan mudah dimengerti. Saya suka baca terjemahan dari Mizan dan lini penerbitan lainnya seperti Noura Books, Qanita, dan dulu sepertinya ada Dastan Books. Ada juga dari penerbit Haru yang menerjemahkan karya dari penulis Asia seperti Jepang, China, Korea, Thailand, India, dan lain-lain.

Sampai sekarang, pengalaman membaca terjemahan bagi saya tidak begitu memberatkan. Justru yang berat itu adalah membaca terjemahan buku-buku keagamaan Islam yang kebanyakan dari bahasa Arab. Berat, kaku, melelahkan, dan terkadang penyusunan kalimatnya sangat kacau. Jarang sekali saya menemukan terjemahan buku keagamaan Islam yang luwes dan menjadi favorit.

Kalau kalian punya rekomendasi buku keagamaan Islam yang luwes dan enak dibaca nggak bikin ngantuk, feel free share di komentar, ya.

Posting Komentar

10 Komentar

  1. Wah ... Terima kasih ya tips-nya. Sangat membantu 🙏

    BalasHapus
  2. Aaah terima kasih tipsnya Kak. Sangat membantu bagiku yg agak kembang kempis semangatnya kalo baca terjemahan😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ma sama, Kak. Ini juga reminder untuk diri sendiri, sih. Karena aku juga belakangan lagi malas banget baca buku terjemahan. Berasa kayak nggak sebagus dulu.

      Hapus
  3. siap mba ulfa, terimakasih banyyak tipsnya, sangat membantu

    BalasHapus
  4. Sangat membantu sekali kak. Memang benar soal terjemahan ini kek jodoh, cari yang klik agak sulit. Btw kakak bisa baca kitab kesehatan mental terbitan Turos yang sampulnya warna biru

    BalasHapus
  5. Nice info kak. Terima kasih...

    BalasHapus
  6. Tipsnya bermanfaat, semangat selalu kak

    BalasHapus