[Photo: Pribadi] |
“Kakak punya blog, ya?” pertanyaan ini kerap diajukan melalui direct message Instagram setiap saya mengirimkan story dan menyertakan tautan tentang artikel baru saya. Mungkin mereka heran saya masih ngeblog padahal sudah riweuh sana sini.
“Blog
kakak sudah menghasilkan uang?” pertanyaan ini kerap membuat saya sebal. Memang
sih hidup butuh uang, tapi nggak
semua hal bisa diukur dengan cuan, dong. Termasuk ngeblog ini.
Seperti
yang saya jelaskan sebelumnya, ngeblog bagi seorang dosen itu bisa menjadi healing demi menjaga kewarasan. Mau
diuangkan boleh banget, tapi pasti akan mendistraksi semua kegiatan yang
berkaitan dengan dunia kampus. Apapun ceritanya ngeblog dengan tujuan monetize pasti menguras pikiran dan
waktu sekali. dalam hal ini saya memilih ngeblog santuy saja.
Dulunya
saya ngeblog punya prioritas. Harus begini dan begitu. Menghasilkan uang? Ya,
meskipun bukan dari adsense, tapi
cukup menggembirakan. Sehingga setiap hari saya memikirkan cara meningkatkan
tampilan blog, konten, bahkan waktu tayang. Sekalinya kehabisan kuota saya
langsung stres berat. Konten yang sudah tayang tidak bisa saya share kemana-mana.
Ketika
fokus me-monetize blog, saat dia
tidak menjadi uang maka dia menjadi benda. Apalagi saat niche saya masih book and
travel. Saya kerap mendapat kerja sama dari beberapa penerbit, penulis, dan
komunitas literasi untuk melakukan review
buku di blog. Belum lagi jadwal blog
tour yang padat. Semuanya masih bisa diatur ketika status saya belum
memiliki anak dan belum menjadi dosen tetap.
[Photo: Pexels] |
Sekarang
situasinya sudah berbeda. Memilih santuy blog lebih asyik ternyata. Saya tidak
menargetkan harus berapa duit yang dihasilkan oleh blog saya, tapi masih
mendapatkan manfaat dari blog. Keuntungannya justru berlebih karena semua yang
saya dapatkan masuk katagori bonus. Baik itu kerja sama untuk review, permintaan
untuk menulis konten, atau interaksi yang terjalin dengan para blogger lainnya. Sebenarnya kebahagiaan
hakiki seorang blogger santuy seperti saya adalah ketika menemukan teman-teman
sehobi yang nyambung.
Ketika
memilih domain baru dengan niche baru, saya tidak lagi fokus pada monetize blog. Sebagai seorang emak
dengan banyak anak di kampus, tujuan ngeblog sudah lebih meluas. Di ‘rumah’
yang ini saya juga memulai dari nol apa yang saya sebut ngeblog. Malahan saking
santuynya, blog ini pernah vakum tiga bulan karena terdistraksi dengan kegiatan
di kampus dan sebagai ibu dengan newborn
baby.
0 Komentar