Bagi penduduk kota
Banda Aceh, pasti tidak asing lagi dengan berubahnya wajah Masjid Raya
Baiturrahman. Semakin cantik saja dengan pemasangan payung-payung di sisi kanan
dan kiri. Berasa sedang berada di tanah suci, kan?! Konon katanya payung-payung
itu memakan dana 600 miliar sampai berdiri kokoh di sana. Angka yang wow!
Saya tidak
mempermasalahkan angka yang heboh disebut-sebut oleh beberapa orang dan
mengkritisi hasil akhir payung-payung ini. Satu hal yang perlu dilihat dari
sisi positifnya, julukan Serambi Mekkah seperti sudah melekat di tanoh rencong. Dengan adanya
payung-payung ini, semakin besar pula nilai Seuramo
Mekkah-nya. Kesannya itu, lho…
Siang hari di
pertengahan bulan Ramadhan tahun 2017, saya datang ke MRB khusus untuk
melepaskan penat dan merenggangkan otak syaraf yang mulai tidak nyaman lagi.
Ada beberapa hal
yang berubah, pintu utara sudah dijaga oleh khadam
untuk menjaga sandal. Sandal itu disimpan dalam plastic dan diberi nomor
penyimpanan. Sandal akan aman berada di tangan para penjaga itu. Kinerjanya
seperti fungsi parkir. Kalau yang ini parkir sandal di MRB. Ada juga yang tidak
memarkirkan sandal atau sepatunya, semuanya berserak di depan pintu masuk. Tapi
keamanan tidak terjamin.
Di lantai masjid
raya yang sudah dipayungi itu, orang-orang berserakan seperti pingsan. Tidur
melepaskan lelah. Ada yang benar-benar tidur, ada yang baru pulang shopping dari Pasar Aceh yang terletak
hanya beberapa langkah saja ke arah selatan dan barat. Setelah shalat di dalam
masjid, saya pindah ke teras sambil mengamati aktivitas orang-orang. Ikut
mendenar juga petugas ketertiban pakaian meneriaki pengunjung perempuan yang
bercelana dan diusir dengan teriakan-teriakan mengalahkan toa.
Beberapa menit
lamanya saya duduk sambil mengobrol melalui WA dengan seorang teman di Papua.
Payung-payung itu menutup dan membuka otomatis. Saya menikmati dengan
merekamnya. Siapa tahu ini menjadi sejarah untuk anak cucu saya kelak. Ketika
payung masih baru dan saya sebagai saksi sejarah payung ini membuka dan
menutup.
Foto dan video juga saya
kirimkan untuk teman di Papua yang belum sempat melihat langsung. Ketika keluar
dari MRB, saya terkenang sesuatu. Pernah saya terpikir untuk melihat payung
yang di tanah suci sana. Ternyata Allah maha baik, Ia perlihatkan dulu yang
dekat. Untuk memompa semangat saya agar berusaha dan berdoa melihat lagsung di
tanah suci.
0 Komentar