Dalam drama Korea
yang populer di awal tahun 2017 berjudul Goblin,
dikatakan kehidupan manusia itu melewati empat musim. Pertama, musim menanam.
Kedua, musim menyirami benih. Ketiga, musim menunggu panen. Keempaat, musim
memetik hasil panen. Tahapan ini dilalui oleh setiap manusia ataupun hantu.
Malaikat maut dan goblin berkolaborasi. Adegan paling cool. [Photo: Asian One search by Image] |
Mungkin bagi
sekelompok orang tidak percaya adanya reinkarnasi, yaitu suatu kehidupan baru
bagi seseorang yang sudah mati di beberapa ratus tahun lainnya. Reinkarnasi
digambarkan sebagai orang yang sama di kehidupan yang lain. kehidupan
reinkarnasi adalah kehidupan yang diperayai oleh agama Buddha dan Hindu.
Tidak dalam Islam.
Ruh
yang sudah mati tidak akan kembali ke dunia. ruh-ruh yang sudah dicabut dari jasadnya
akan menunggu di alam barzakh hingga hari akhir tiba. Dalam QS. Al-Anbiya ayat 95
yang berbunyi, “Dan tidak mungkin bagi (penduduk)
suatu negeri yang kami binasakan, bahwa mereka tidak akan kembali.”
Sesuai pula dengan dalil aqli dalam QS. Yasin: 31 yang
berbunyi, “Tidaklah mereka mengetahui
berapa banyak umat-umat yang telahkami binasakan sebelum mereka, yang memang
tidak kembali pada mereka.”
Di luar berbicara
tentang reinkarnasi dan ‘keanehan’ dalam drama Goblin, saya lebih tertarik berbicara tentang alur, kesan dan
penokohan dalam drama ini. khususnya menyangkut dengan genre fantasi yang
diangkat dalam drama tersebut.
Goblin: The Lonely and the Great God [Photo: AsianWiki search by Image] |
Saya bukan fans
drama atau film. Latar belakang saya menonton film ini juga karena perbincangan
dan penasaran. Sebagai negara yang memiliki fans K-Drama terbanyak ketiga di
dunia, Indonesia memiliki bahan obrolan dari mulut ke mulut paling gampang
untuk ditelusuri. Inilah yang memutuskan saya untuk menonton drama ini. terlalu
banyak yang membicarakan.
Drama ini saya copy dari mahasiswi saya. Dia berkata,
agak sulit mencari drama ini belakangan. Banyak pertentangan tentang drama ini,
khususnya tentang penggambaran Tuhan, Dewa, Malaikat Maut dan beberapa tokoh
yang tidak bisa dideskripsikan oleh manusia tentang keberadaannya. Bukan hanya
dalam agama Islam, juga agama-agama lain. Drama ini mungkin akan diklaim
sebagai drama pendangkalan aqidah. Begitulah kalau dikaji lebih jauh dan
diperdebatkan oleh orang-orang di Indonesia.
“Saya tidak melihat
sisi tersebut, miss. Saya hanya melihat ini bentuk drama fantasi. Khayalan bisa
saja dilakukan oleh orang berimajinasi tinggi. Karena dalam alurnya,
kisah-kisah seperti ini memiliki nilai hiburan untuk penonton,” tutur Izzah
memberikan pendapatnya tentang drama ini. Genre fantasi yang disebut-sebut
adanya penggambaran wujud Tuhan di drama ini adalah alasan lain saya menonton.
Tokoh utama
perempuan di drama ini bernama Ji Eun Tak, digambarkan sebagai sosok yang bisa
melihat hantu. Para hantu meminta pertolongan kepadanya, membantunya, bahkan
menggosipkannya sebagai pengantin goblin. Jika kita percaya, memang ada
orang-orang di dunia nyata ini yang memiliki kekuatan indra keenam, bisa
melihat hantu, merasakan kehadiran, dan lain-lainnya. Tepatnya orang-orang yang
memiliki kemampuan khusus.
Adegan paling manis di Kanada. Ji Eun Tak pertama kali ke Kanada melalui pintu ajaib. [Photo: KoreanDrama.org search by image] |
Eun Tak bisa
melihat pedang goblin yang menancap di tubuh Kim Shin, lelaki yang belakangan
menyelamatkannya dari baying-bayang malaikat maut. Kisah cinta si hantu Kim
Shin dan Eun Tak baru dimulai pada episode ke lima. Bagaimana perasaan hantu
ini bisa mengubah cuaca dan berdampak pada masyarakat di kehidupan normal.
Hujan dan badai akan terjadi tiba-tiba ketika goblin sedih. Sebaliknya
bunga-bunga akan bermekaran ketika ia bahagia.
Goblin dan malaikat
maut berteman. Pertemanan dari masa lalu yang aneh. Keduanya memiliki kelebihan
dan kekurangan yang sulit dipahami oleh siapapun. Goblin yang tidak bisa
melupakan masa lalu karena dosa yang diperbuatnya. Sementara malaikat maut yang
tidak bisa mengingat masa lalu karena dosa yang telah diperbuatnya. Sementara Eun
Tak yang harusnya sudah mati sebelum lahir ke dunia karena kecelakaan yang
dialami oleh ibunya. Satu sama lain saling berkaitan dan sulit dipahami.
Hal tidak masuk
akal lainnya tapi bisa dimaklumi dalam genre fantasi adalah tentang malaikat
pencabut nyawa. Malaikat pencabut nyawa bisa jatuh cinta. Drama ini sebenarnya
bisa membuat tertawa terhadap kebenaran yang kita ketahui.
Siapa yang tahu
malaikat pencabut nyawa membayangi kita kapan saja. Tidak tahu kapan waktu yang
tepat tiba untuk mencabut nyawa kita. Tapi berbeda dengan drama ini. Malaikat
pencabut nyawa memiliki jam terbang, memiliki waktu lembur dan memiliki dokumen
yang harus ditandatangani hingga larut malam.
Jika hidup berdampingan bersama malaikat pencabut nyawa. [Photo: The Jakarta Post] |
Ia memiliki
masa-masa deal kematian dengan
pemilik nyawa yang akan dicabut. Sementara yang kita ketahui, manusia tidak
pernah tahu hidup dan matinya. Dalam beberapa ayat Al-qur’an juga sudah
membincangkan beberapa perkara masalah hidup dan mati. Manusia memang mengalami
dua kali kematian dan dua kali kehidupan.
Pernyataan di atas
sesuai dengan QS. Al-Mukminun: 11. Para ahli
tafsir menerangkan, mati pertama adalah fase ketika manusia masih berupa tanah,
atau sebelum dilahirkan ke dunia. Sedangkan, mati kedua adalah kematian fisik
sebagai akhir hidup di dunia untuk menapak ke kehidupan akhirat. Adapun
kehidupan pertama manusia merupakan kehidupannya di dunia. Dan, kehidupan kedua
berlangsung ketika kebangkitan kembali saat hari kiamat tiba.
Ahli tafsir menjelaskan ayat di atas bahwa kematian bukanlah akhir dari kehidupan fisik manusia. Tetapi merupakan gerbang untuk memasuki kehidupan selanjutnya. Menurut Qur'an dan Hadits, merupakan kehidupan yang sebenarnya. konon kehidupan berikutnya sama sekali berbeda dengan kehidupan saat ini.
Sebenarnya ini drama romantis yang dikemas dengan konyol. [Photo: Slice of Life] |
Keadaan aneh ini
justru membuka penalaran kita tentang betapa anehnya drama fantasi. Penonton
pun diajak berfantasi dengan sosok goblin dan malaikat maut yang tampan. Jika
sosok goblin dan malaikat maut dalam drama ini, siapa yang akan takut pada
kematian atau bertemu hantu.
Sekali lagi, drama
ini adalah drama fantasi. Saya menulis karena benar-benar menganggapnya sebagai
fantasi, juga sebagai pengingat dan analisis singkat tentang drama ini. Siapa
tahu, suatu hari saya akan membuat
jurnal ilmiah yang membahas tentang drama fantasi. Atau ada pula yang sudah
mulai mengerjakannya. Ini adalah pandangan dan analisis saya dengan sudut
pandang pengkajian penokohan dan genre cerita.
Saat menulis bagian
ini, saya baru menonton lima episode. Akan ada uraian lainnya dalam
tulisan-tulisan berikutnya. Tentu dengan kajian berdasarkan ilmu pengetahuan yang
pernah saya dapat tentang perfilman.
4 Komentar
Analisa yang tepat dan juga bagus miss...
BalasHapusTerimkasih @nur izzati. Waiting for your turn to write.
HapusHai Kak Ulfa. Ini Selvi a.k.a Catatan Senja. Hihi... yaampun. Dah merambah blog. Aku dah sampe mana ini nulisnya? Hihi... Kusuka POV-nya kak. Konyol dramanya. Tapi, juga ada dramanya, sedihnya, lucunya. Komplit. Kata kuncinya betul sekali. Ini 'cuma' salah satu drama dengan genre fantasi. So, let's just have fun on it😇
BalasHapusBlognya sudah lama, Kak. Sebelumnya di platform lain, ini baru perpanjang dengan nama domain berbeda. Blog lama sudah mati. Sihiyy... Kita ketemu dimana-mana, ya. Dunia maya pun terasa sangat sempit sekali.
Hapushttps://www.oliverial.com/2021/10/saya-dari-rumah-ke-rumah.html
Benar. Setuju sekali. Ini salah satu drakor yang membuat aku gagal move on.